Kamis, 24 April 2014

TARBIYAH: ANALISIS SWOT LEMBAGA TPQ



ANALISIS SWOT UNTUK MENGEVALUASI KELEMBAGAAN TPQ

Sekilas Kelembagaan TPQ
Taman Pendidikan al Quran atau yang dikenal dengan istilah TPQ merupakan salah satu lembaga pendidikan keagamaan yang diunggulkan untuk memenuhi harapan kita semua yaitu harapan adanya peningkatan kualitas baca tulis al Quran bagi anak-anak dan  generasi muda muslim.
TPQ dengan berbagai macam karakteristiknya mempunyai peran yang sangat penting dalam ikut serta melaksanakan Instruksi Menteri Agama Nomor 3 tahun 1990 tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan dan Kemampuan Baca Tulis al Quran.
Peningkatan kemampuan baca tulis al Quran mestinya juga diikuti adanya upaya penghayatan dan juga pengamalan al Quran dalam kehidupan sehari-hari. Upaya penghayatan dan pengamalan al Quran ini dapat dimulai dari kajian terhadap ayat-ayat al Quran melalui kitab-kitab tafsir yang muktabaroh. Kajian terhadap tafsir al Quran agar senantiasa disesuaikan dengan kapasitas keilmuan peserta didik agar kegiatan pembelajarannya dapat tepat sasaran dan manfaat yang optimal. TPQ dapat mengambil peran dalam upaya penghayatan dan pengamalan al Quran sejak dini oleh masyarakat.
Usaha peningkatan  kemampuan baca tulis al Quran bagi umat Islam dalam rangka penghayatan dan pengamalan al Quran dalam kehidupan sehari-hari ini telah tertuang dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama Nomor 128 tahun 1982 / Nomor 4 A tahun 1982.
Karena TPQ sebagai sebuah lembaga pendidikan yang khas mempunyai peran yang sangat penting, maka tata kelola dan penyelenggaraan TPQ juga harus mencerminkan standart pengelolaan lembaga pendidikan yang terstruktur rapi dan dapat dipertanggungjawabkan.
Berbagai regulasi telah diberlakukan di Indonesia terkait dengan TPQ ini. Diantaranya adalah Undang-Undang  Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1990 tentang Pendidikan Pra Sekolah, Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, dan juga Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
Karena TPQ telah menjadi lembaga pendidikan yang peranannya sangat strategis, mestinya lembaga pendidikan TPQ juga memiliki berbagai instrumen yang lazim dimiliki oleh lembaga pendidikan lain, misalnya:
1)        Memiliki isi pendidikan atau kurikulum;
2)        Memiliki sejumlah kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan;
3)        Memiliki sarana prasarana yang memadai untuk terselenggaranya kegiatan pembelajaran;
4)        Memiliki sumber pembiayaan;
5)        Adanya sistem manajemen dan tata kelola yang baik dan sistem evaluasi yang standart;
6)        Memiliki santri dengan jumlah minimal dan keberlangsungan sumber atau calon santri baru;
7)        Memiliki dukungan dari lingkungan.


Pentingnya Evaluasi
Evaluasi merupakan sub sistem yang sangat penting dan sangat dibutuhkan dalam setiap sistem pendidikan, termasuk di TPQ. Evaluasi ini mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan yang telah dicapai oleh TPQ. Dengan evaluasi maka maju mundurnya TPQ akan dapat dideteksi. Dengan evaluasi pula kita dapat mengetahui titik kelemahan TPQ sehingga akan menjadi mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik lagi. Evaluasi merupakan suatu proses sistemik  untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program. Evaluasi kelembagaan TPQ juga merupakan suatu proses sistemik untuk mengetahui tingkat keberhasilan lembaga TPQ.
Evaluasi kelembagaan TPQ memerlukan data-data awal berupa proses keberlangsungan sistem pengelolaan secara menyeluruh.  Data-data tersebut kemudian diolah dan ditafsirkan menjadi nilai-nilai kualitatif dan juga terkadang kuantitatif dengan standart tertentu. Hasil dari evaluasi diperlukan untuk membuat kebijakan dan berbagai putusan penting untuk melangkah ke depan.
Dalam konteks evaluasi kelembagaan TPQ, harus diidentifikasi dan dipahami betul  berbagai instrumen yang melekat di lembaga TPQ. Semua instrumen tidak luput dari objek evaluasi. Manfaat evaluasi kelembagaan TPQ ini sangat besar, diantaranya adalah:
1)        Untuk membuat kebijakan dan berbagai keputusan penting lembaga;
2)        Untuk menilai hasil yang telah diperoleh selama kurun waktu tertentu yang telah berjalan;
3)        Untuk menilai kurikulum yang digunakan;
4)        Untuk meningkatkan  kepercayaan masyarakat terhadap TPQ;
5)        Untuk memonitor dana;
6)        Untuk memperbaiki materi dan program pendidikan;
Pendidikan menjadi tanggungjawab semua pihak. Tujuan pendidikan adalah memanusiakan manusia. Ini artinya dalam pengelolaan lembaga TPQ harus mengedepankan prinsip-prinsip kemanusiaan. Dalam melakukan evaluasi kelembagaan TPQ juga harus mengedepankan prinsip dan nilai kemanusiaan. Pendekatan yang digunakan harus dilandasi dengan kemanusiaan. Para stake holders yang terlibat semuanya bukan mesin, mereka manusia yang punya rasa dan hati.
Agar evaluasi yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan membuahkan hasil yang valid, maka para evaluator diharapkan memiliki hal-hal sebagai berikut:
1)        Mampu melaksanakan evaluasi. Evaluator harus memiliki kemampuan untuk melaksanakan evaluasi yang didukung oleh penguasaan teori dan juga keterampilan praktik evaluasi;
2)        Cermat dalam melaksanakan evaluasi. Evaluator dapat melihat celah-celah dan detail dari program serta bagian-bagian yang akan dievaluasi;
3)        Objektif. Evaluator tidak mudah dipengaruhi oleh keinginan pribadi atau juga keinginan atau tekanan dari pihak lain dalam mengumpulkan data sesuai dengan keadaannya. Selanjutnya ia dapat mengambil kesimpulan sebagaimana yang telah diatur dalam standar operasional system analisis tertentu yang digunakan;
4)        Sabar dan tekun. Kesabaran dan ketekunan harus dimiliki oleh evaluator sejak penyusunan rancangan evaluasi, perencanaan, penyusunan instrumen, pelaksanaan, dan juga laporan akhir. Semua dilaksanakan dengan teliti dan tidak gegabah;
5)        Hati-hati dan bertanggungjawab. Seorang evaluator melakukan pekerjaannya dengan penuh pertimbangan dan apabila ada kekeliruan ia berani menanggung resiko atas segala kesalahan.
TPQ sebagai sebuah lembaga pendidikan mestinya harus melakukan evaluasi kelembagaan secara periodik. Selama satu periode masa khidmah pengelola harus melakukan evaluasi kelembagaan minimal satu kali. Pengelola TPQ hendaknya menjadi evaluator yang baik. Seorang guru juga hendaknya menjadi evaluator yang baik. Apakah tujuan yang telah dirumuskan telah tercapai atau belum. Pertanyaan ini akan dapat terjawab dalam evaluasi.
Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini merupakan umpan baik (feed back) terhadap proses pengelolaan lembaga TPQ pada tahun-tahun ke depan. Dengan demikian pengelolaan TPQ akan dapat terus ditingkatkan dalam memberikan pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas lagi.

Analisis SWOT untuk Evaluasi Kelembagaan TPQ
Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi Kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity), dan Ancaman (Threat)  yang terjadi dalam dalam proyek atau di sebuah usaha bisnis atau kegiatan, atau mengevaluasi lini-lini produk sendiri maupun pesaing. 
Untuk melakukan analisis, ditentukan tujuan usaha atau mengidentifikasi objek yang akan dianalisis.  Kekuatan dan Kelemahan dikelompokkan ke dalam faktor Internal, sedangkan Peluang dan Ancaman diidentifikasi sebagai faktor Eksternal. 
Teknik ini dikembangkan dari gagasan Albert Humphrey, yang memimpin konvensi di Stanford University di tahun 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari majalah Fortune pada sekitar 500 perusahaan.
Analisis SWOT dibuat dalam bentuk matrik (Matrix SWOT) sebagai berikut:


Menetapkan objektif/sasaran/tujuan yang dituliskan pada kolom pertama baris pertama adalah bagian penting.  Penting untuk mendefinisikan apa yang kita inginkan dalam melakukan analisis SWOT.  Tanpa penetapan tujuan, maka faktor subjektif dalam menyusun kolom lainnya (kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman) dapat melebar kemana-mana.
Penetapan tujuan, hendaknya dibuat spesifik dari apa yang menjadi isu pengelolaan TPQ yang paling dirasakan/dipermasalahkan.  Setelah tujuan didapat maka SWOT membantu untuk memberikan gambaran lebih terinci sehingga bisa digambarkan lebih jernih pernyataan strategi yang akan dibuat.  Penetapan tujuan menjadi salah satu kunci dalam penyusunan matrix SWOT.
Menetapkan score/skala kepentingan.  Setiap nomor-nomor identifikasi yang dinyatakan dalam kolom SWOT hendaknya diberikan skore atau nilai yang menunjukkan prioritas atau tingkat urgensinya.  Skore yang dibuat bisa mengikuti skala Likert misal  Baik/Penting/Relevan/Berat  dan  Buruk/Sangat Tidak penting/Tidak relevan/Ringan untuk setiap pernyataan dari unsur-unsur SWOT.    Dengan penyusunan skala ini, membantu pengambil keputusan melihat pengaruh dari pernyataan.

Logika Strategi
Menetapkan logika strategi juga adalah hal yang penting.  Pernyataan mengenai Kekuatan dalam persoalan SWOT adalah :
KEKUATAN  yang dimiliki oleh TPQ yang dapat digunakan untuk memanfaatkan PELUANG sebaik-baiknya dan pada saat yang sama juga dapat digunakan untuk menghilangkan atau meminimalkan ANCAMAN dan KELEMAHAN sehingga TUJUAN tercapai.
Dengan demikian, pernyataan mendaftarkan kekuatan yang tidak berhubungan dengan peluang dan ancaman untuk mencapai keberhasilan tujuan, tidaklah memberikan makna.  Setiap daftar pernyataan kekuatan harus berelasi/bersinergi dengan peluang yang dapat dilihat dan relevan dengan tujuan dari pembentukan SWOT.
Kolom berikutnya, yaitu kolom di tengah adalah untuk pernyataan Strategi.  S-T Strategy adalah pernyataan untuk memanfaatkan kekuatan dengan melihat peluang.   Demikian juga S-T, W-O, dan W-T adalah bentuk-bentuk strategik untuk menjelaskan.
Setelah kita isi semua kolom, maka tandai yang sama dan ambil salah satu.  Dari sini kita akan mendapatkan pernyataan strategi yang relevan untuk ditindaklanjuti.
Apabila kita belum menemukan secara spesifik sewaktu membuat SWOT, maka pernyataan strateginya akan lebih bersifat global dan tidak jelas langkah taktis apa yang ditemukan.  Namun, jika yang kita buat tepat, maka peluang untuk mendapatkan pemahaman baru yang sebelumnya tidak tampak, akan terlihat dengan memerinci dan menganalisis dengan model ini. 
Untuk mendapatkan analisis yang baik, lakukan proses analisis SWOT berkali-kali, buang yang tidak relevan dan peluang untuk mendapatkan strategi yang lebih akurat/relevan muncul.  Kita bisa membandingkan dengan asumsi awal yang biasanya sudah masuk ke dalam pikiran sebelum SWOT ini dibuat.
Di bawah ini sekedar contoh penggunaan pilihan kata-kata yang dapat digunakan dalam menganalisis menggunakan SWOT. Penggunaan kata-kata harus tepat dan relevan dengan objek atau sasaran analisis.
Selamat mencoba ............
Sukses selalu



















CONTOH
ANALISIS SWOT DALAM EVALUASI KELEMBAGAAN TPQ

Objek/sasaran analisis:
............................
...................... (diisi sesuai tujuan analisis)
PELUANG / O
(OPPORTUNITY)

1)   Meningkatkan prestasi TPQ
2)   Kepercayaan publik yang besar terhadap TPQ
3)   Bantuan dana dari pihak ketiga (swasta/pemerintah)
4)    dst


ANCAMAN / T
(THREAT)

1) Akuntabilitas TPQ yang rendah
2) Sulit mengadakan kerjasama dengan pihak luar
3) Terbatasnya akses bantauan dana
4) dst


KEKUATAN / S
(STRENGTH)

1) Banyak guru TPQ yang berpendidikan S.1 atau hafal al Quran
2) Jumlah santri yang cenderung banyak
3) Sarana/media pembelajaran yang memadai
4) dst



STRATEGI:  S.O


1)   Para  ustadz meningkatkan kemampuan evaluasi / kompetensi keahlian
2)   Optimalisasi sarana / media evaluasi
3)   Meningkatkan hasil belajar santri secara kualitatif/kuantitatif
4)   dst
STRATEGI: S.T


1) Memotifasi para ustadz untuk selalu meningkatkan prestasi belajar santri
2) Memanfaatkan potensi santri untuk bermitra kerjasama dengan pihak ketiga
3) dst

KELEMAHAN / W
(WEAKNESS)

1) Kurang menguasai teknik evaluasi yang benar
2) Dukungan wali murid kurang memadai
3) Dana kurang mencukupi / pas pasan
4) dst





STRATEGI: W.O


1) Mengadakan pelatihan tentang teknik evaluasi bagi para ustadz
2) Optimalisasi kerjasama dengan wali murid / pihak lain
3) Minta bantuan ke pemerintah agar memberi bantuan yang optimal
4) dst
STRATEGI: W.T


1) Semua guru agar mengikuti pelatihan
2) Optimalkan keterlibatan wali murid untuk mendukung peningkatan prestasi belajar santri
3) Adakan kerjasama dengan pihak ketiga, untuk penggalangan dana
4) dst





Tidak ada komentar:

Posting Komentar